Jipie Gallendra - Rizki Irawati Wael
Berhubung sekarang udh lulus dan udh menyandang status sebagai Mrs.Gallendra,, aku mau share beberapa hal yang kadang2 kita lupakan karena terlalu sibuk mengurus pernikahan. Which is: what are we gonna do after getting married?

Yup! terkadang saat seseorang akan menikah (including me of course!) mereka hanya akan memikirkan semuaaaaaaaaaa hal tentang pernikahan. Gedung,catering,dekorasi,rias,deelel. Dan terkadaang juga, mereka put to much effort and money on that 'thing'. And at the end,mereka tidak memikirkan hal-hal 'after married' and what it needs. Yang mereka pikirkan hanyalah tentang hidup bersama, tidur dalam satu kasur yang sama, berpelukan hingga pagi menjelang, and having baby as soon as possible. Tanpa pernah menyadari, bahwa dibalik itu semua membicarakan kemampuan finansial adalah hal yang krusial.

Sehingga,terkadang ketika melakukan pernikahan mereka cenderung sangat loyaaal. Salah satu orang tua teman saya malah sampai menjual mobil untuk menyelenggarakan pesat pernikahan. Ada yang berhutang di Bank, ada pula yang menggadaikan mobil di perusahaan catering. Well, ketika orangtuamu pejabat atau pengusaha sukses, menyelenggarakan pesta ratusan juta rupiah bahkan miliaran mungkin fine-fine saja. Tapi ketika kamu bukan salah satunya dan menghabiskan ratusan juta hanya untuk sebuah pesta? Well, that's pathetic.

Masih banyak hal lain yang harus kamu pikirkan untuk menghabiskan seluruh uangmu, terutama setelah menikah. Contoh saja hal-hal sederhana, mengontrak rumah, membeli isi rumah tangga, dan lain sebagainya. Mungkin ada yang tidak mau ambil pusing dengan tetap tinggal dengan orang tua, tapi apa mau terus menumpang sama orang tua?

Trust me, membangun rumah tangga itu tidak cukup hanya dengan cinta or commitment, or trust. It also needs money! Ironic-- I know, but come on. we're not living in a world called fairy tale. We're living in a huuuuuuuge market, in which we have to buy what we want, and can't have them all for free at all.

Itu pula yang saya alami di bulan-bulan pertama berumah tangga. Kami nekat mengontrak sendiri, padahal saat itu kondisi keuangan kami sedang krisis karena semua tabungan habis untuk biaya pernikahan. Tapi untungnya, Tuhan sayang sama kami dan memberi kami cukup rezeki yang datang secara perlahan tapi pasti. Kami mulai bisa membeli beberapa barang yang kami perlukan, dan bahkan membeli beberapa barang yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya.

The point is, jangan seperti saya ya menghabiskan seluruh tabungan untuk pernikahan. Setidaknya sisakan beberapa juta tabungan kalian untuk modal berumah tangga. Mungkin beberapa ada yang masih dapat bantuan dari orang tua, atau kecipratan amplop nikahan. Tapi kami sama sekali tidak merasakan itu:(. Kami benar2 memulai semuanya dari nol rupiah, dan alhamdulillah sekarang kami sudah mulai membeli rumah:)