Jipie Gallendra - Rizki Irawati Wael
hari jumat lalu sebelum berangkat ke kantor, saya tertarik untuk melihat-lihat sebuah etalase toko buku tepat di pintu masuk stasiun depok baru.Ukuran kiosnya cukup luas dan semarak dengan sampul-sampul majalah warna-warni.Tidak hanya itu,dagangan dikios itu pun lengkap dengan beberapa novel2 ternama best seller yang harganya..weeew,, sangat murah! setengah harga toko..Serial the twilight-saga yang dipasaran dijual mendekati angka 300rb,ditoko itu bisa diperoleh tidak lebih dari 150rb saja*bisa kurang kalo pake nawar dan kedip2 mata dikit..hihihi;p..

karena tergiur dengan harga murahnya,saya pun mulai iseng2 berpikir untuk membeli satu dua novel yang sudah saya incar dari dulu..Eniwei,saya pun akhirnya memutuskan untuk membeli novel negeri 5 menara dengan harga 25rb saja dan perjanjian kalau halamannya ada yang kurang bisa ditukar!

masukin novel dalam tas,nyebrang rel,duduk di peron,saya pun kemudian merobek sampul buku dan mulai membaca..halaman2 awal lengkap,meskipun dengan kualitas kertas dan cetakan yang buruk tapi sesuailah dengan harga 25rbnya..lanjut baca dalam kereta,tetap ditas selama dikantor,dan lanjut lagi baca pas sampe rumah malam harinya..
Awalnya siih,oke2 aja dengan kualitas kertas dan cetakan yang jelek..tapi mulai masuk ke tengah2 buku mulai ada halaman2 yang hilang.setidaknya sampai hal.190 sekian ada 3 halaman yang hilang dan mengurangi keasyikan kita berimajinasi..
Yes,I know saya nggak bs complaint banyak karena memang produk yang saya beli adalah produk bajakan dengan kualitas rendah..satu2nya yang bisa saya upayakan hanyalah menukar novel tersebut sesuai dengan janji pembelian.Sejujurnya,ini kali pertama saya beli novel bajakan..Dulu,tempat favorit saya utk beli novel adalah di Pasar Palasari, Bandung waktu masih jaman kuliah di UNPAD Jatinangor.harganya emang ga sampe setengah harga toko,paling gede cuma beda 30% lebih murah dari harga toko..tapi bukunya terjamin asli!

Terlepas dari masalah saya membeli barang bajakan yang murah,,saya mulai berpikir.. mungkin memang seperti inilah kualitas hidup masyarakat kita..demi menekan biaya hidup yang makin berat, banyak yang lebih beralih memilih barang bajakan dan berkualitas rendah demi satu alasan sederhana: "penghematan".. *prinsip yang juga saya agung2kan ketika memutuskan membeli novel bajakan ini*

lihat saja betapa lakunya CD ataupun DVD bajakan diJakarta, atau bagaimana pelabelan merek2 ternama merajalela di pusat-pusat perbelanjaan, mulai dari produk tas, dompet, koper, hingga payung! dan semua laris manis,,entah karena harga yang murah atau masyarakat kita yang gila merek..

maraknya pembajakan dan penggunaan merek2 internasional untuk produk2 lokal sebenarnya perlu dipandang dari segi lain juga, yaitu rendahnya kesadaran kita untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.Tapi masalahnya, kita juga tidak dapat sepenuhnya menyalahkan konsumen untuk soal yang satu ini.Soalnya,produk dalam negeri yang berkualitas harganya sama mahalnya dengan produk impor.Sehingga, mulailah masyarakat kita beralih untuk membeli produk2 bajakan dari China dan negara2 lain yang sering menawarkan harga sepuluh ribu tiga!

*Eh,bo..gue ngomongin apa siih? kayanya ngalor ngidul ya..

Oke,ini poin yg sebenarnya mau gue sampein seiring janji gue untuk mulai menulis hal2 serius:
First:
Disadari atau tidak,masyarakat kita bukanlah orang yang quality minded,tapi price minded.. alias lebih berorientasi pada penghematan uang jangka pendek dibanding penghematan uang jangka panjang.kenapa gue bilang kaya gitu..
gini itung2annya..
Hari ini si A beli gunting dengan harga 3000 perak.murah kan?Tapi sebulan atau dua bulan kemudian gunting tersebut udh ga bisa dipake sama sekali,entah karena besinya karatan dan ga tajam lagi,murnya melar sana sini,dan lain sebagainya..anggeplah gunting tersebut bertahan 3 bulan,maka setiap 3 bulan sekali which means 4 kali setahun dia harus keluarin 3000x4=12rb hanya untuk gunting,,belum termasuk ongkos jalan dan fisik yang harus berkali2 dia keluarin untuk beli gunting sebanyak empat kali..
bandingin sama si B yang beli gunting dengan harga 20rb dan awet bertahun2 karena dibuat dari high quality material..gunting 20rbnya mungkin bisa kuat 2tahun*asal ga hilang ya* dan dia ga perlu cape2 ngeluarian ongkos dan fisik ekstra untuk bolak-balik beli gunting...
Memang siih,kadang ada orang *termasuk gue* yang rada mikir untuk beli barang original untuk barang yang sekali pake bosen.seperti DVD or novel.. tapi kalo dipikir2,buku dan film yang asli bisa awet ampe anak cucu nanti bukan.

Second:
produk kita seringkali kalah baik dari segi mutu ataupun harga dari produk negara lain.. contohnya,kain kualitas A indonesia dijual seharga 100rb,sedangkan kain dengan kualitas yang sama dari China atau India bisa jadi dijual hanya dengan 80rb.Itu sebabnya,banyak orang yang bukannya tidak mau mencintai produk dalam negeri,tapi karena memang produk dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,yaitu: penghematan!
ini seharusnya jadi serious concern pemerintah.supaya bisa mendorong UKM2 yang ada agar mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi,baik harga ataupun kualitas.

Third:
some of us are western minded.Ini juga pada akhirnya merontokkan semangat kita untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri..
kita lebih senang memakai merek si "?" daripada merek indonesia macam dagadu atau joger..
*hayo ngakkuuuu,kalo ke Bali lebih prefer beli merek joger atau hunting baju2 surfing keren di toko2 macam SURFING GIRL yang memamerkan produk ROXY???

*akhirnya, blog gue rada serius dikiit*
hehehe,
eniwei mungkin itu aja sedikit opini gue yang gue ketik dari sebuah rumah mungil di kawasan Depok.. menyambut siang hari sabtu yang ujan tapi tetep panas!moga2 jangan ada yang tersinggung yaa.. ini pure opini dan kebebasannya dijamin dalam UUD 45..

see u on my next blogging,perhaps gue akan memberikan sedikit review tentang negeri 5 menara;)
have a great day off everyoneee..
1 Response
  1. Kusman Haryono Says:

    good review mba Iki. jadi pengen belajar menulis ulasan2 seperti ini :)


Posting Komentar