Jipie Gallendra - Rizki Irawati Wael
Jakarta mendung pagi ini, dan itu sejujurnya membuat saya benar2 malas bekerja hari ini.. Saya rasa, semua pun demikian.
tapi bukan hanya karena mendung.. saya mendadak teringat nostalgia masa lalu.. masa2 indah sebagai mahasiswi di kawasan pendidikan Jatinangor, Sumedang..
huaa,kangeen.pengen muter waktu rasanya.. *Doraemoon, need you!

Ya, saya suka sekali Jatinangor. terlepas dari semua debu dan jauhnya akses dari Bandung.. Saya suka udaranya yang dingin, yang membuat saya jarang berkeringat dan tentu saja jarang mandi. Saya suka semua makanannya yang murah meriah dan enak2 sesuai dengan kantong anak kost, dan yang tentu saja paling menyenangkan dari itu semua adalah orang2 yang hadir dalam hidup saya selama empat tahun menimba ilmu di Universitas Padjadjaran..

Terlalu banyak hal manis dan juga hal pahit yang terjadi di kota kecil itu *sebenarnya, kalo di administrasi kependudukan Jatinangor itu hanya sebatas Kecamatan, belum Kabupaten apalagi Kota* saya tumbuh dewasa, menemukan arti sahabat, membangun networking.. semua saya mulai dari kota itu. Kota itu,dan masa2 yang saya lewati didalamnya adalah salah satu hal termanis dan terpenting yang pernah hadir dalam hidup saya..

Saya hadir di kota itu, ketika belum ada mal apalagi bioskop, ketika belum ada akses internet yang masuk dengan mudah disetiap kamar2 kos2an.Ketika pemandangan masih berupa hamparan sawah hijau,dan saya harus menggunakan selimut ekstra untuk bisa tidur dengan nyenyak tanpa kedinginan di malam hari. Saya masih bisa mengingat kabut yang turun setiap pagi ketika suhu begitu rendah, saya pun harus menggunakan baju ekstra tebal untuk menangkis dinginnya pagi. Tidak ada kemacetan yang berarti, satu2nya macet yang terjadi di jalanan kota itu adalah dari dan menuju gerbang Unpad. Itupun masih dalam tahap wajar. Saya selalu menikmati waktu-waktu yang saya habiskan bersama teman2 saya menyantap ketoprak di gerbang Unpad, sambil duduk manis di tembok2 rendah gerbang dan hanya beratapkan terpal biru..

Tahun ketiga saya dikota itu, saya mulai menikmati mal Jatinangor yang popular dengan nama Jatos (Jatinangor Town Square) dan menyenangkan lagi adalah kami bisa menonton bioskop 21 hanya dengan 10rb rupiah dan menggunakan baju tidur dan sendal jepit. Tahun2 ini adalah saat-saat dimana saya merasa begitu menikmati artinya persahabatan dan dikelilingi oleh orang2 yang sangat mengerti kita dan senantiasa mendengarkan keluh kesah kita. Tahun itu pula, mulai masuk kabel-kabel internet ke setiap kos-kosan yang tergolong menengah ke atas di Jatinangor. Tapi seiring semua pembangunan itu, Jatinangor menjadi semakin panas dan kering.. Pemandangan hijau yang dulu sering kulihat mulai berubah menjadi tembok dan aspal. Kabut yang dulu sering turun di pagi hari berganti dengan asap knalpot mahasiswa-mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi. Jatinangor berubah secara fisik, tapi di hati saya dia tetaplah kota kecil yang mengajar saya arti kehidupan dan persahabatan..

Saya menikmati tahun terakhir saya dengan menyusun skripsi dan memiliki seorang pacar! Akhirnya setelah 3 tahun menjomblo di kota itu, saya punya pacar yang saya kenal di FS dan ternyata dulu adalah senior saya di Fikom Unpad. Saya mulai menikmati setiap jengkal Jatinangor bersamanya, saat dia mengambil libur dari kantornya di Jakarta dan mengunjungi saya dikos-kosan saya di kawasan GKPN. Kenangan saya akan Jatinangor seakan makin lengkap dengan hadirnya si pria satu ini. Dibanding tahun ketiga, sejujurnya tahun terakhir ini waktu saya untuk diri sendiri lebih banyak, karena teman2 seangkatan pun sudah mulai sibuk dengan skripsi masing2.. Saya mulai menyususn rutinitas yang sedikit membosankan. Hanya ke kampus sekali2 saat harus bimbingan, dan rasanya begituuuu menyenangkan jika memiliki sedikit waktu untuk bercengkerama dengan teman seangkatan yang juga sudah sibuk menyusun skripsi. Dan ketika saya dinyatakan lulus dan berarti harus meninggalkan kecamatan Jatinangor saya ingin sekali tinggal dikota ini satu atau dua bulan lebih lama.. sekedar menikmati waktu-waktu manis yang dulu pernah terlewati..

Tapi, saya sadar bahwa tidak selamanya saya akan hidup di kota ini. Ini hanyalah satu frase hidup yang harus saya lewati. Jika dia manis, maka dia adalah kenangan yang patut diingat seumur hidup.. dan itulah yang akan saya lakukan..
Bagaimanapun juga, ada masa yang telah terlewati dan dia tidak dapat teruulang. Hanya dapat kita kenang..
Lagipula, semua hal memiliki masanya sendiri. Tidak mungkin kita menjebak diri kita di suatu titik hanya karena kita merasa nyaman. Ibarat kelinci yang tidak mau keluar dari liangnya yang hangat.

Banyak hal yang masih saya harus lakukan di dunia ini untuk waktu yang saya sendiri sejujurnya tidak tahu. setidaknya saya harus bekerja, berkarir, melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, mungkin mencoba scholarship ke luar negeri, berkeluarga, dan entahlah.. hidup dan masa depan penuh dengan misteri. But as I believe, semakin misterius hidup kita ke depannya semakin banyak harapan yang sebenarnya bisa kita bangun..

I really missed you Jatinangor. a lot! a bunch! Tapi saya tahu, kamu adalah masa lalu saya dan saya tidak bisa terperangkap dengan kenanganmu terus *seperti hari ini, saya merasa begitu malas melakukan segalanya dan berharap bisa mengulang hari2 saya di Jatinangor*.. Kamu hanyalah sekelumit kenangan *one of the sweetest of course* yang membuat saya akan sangat sulit melupakanmua..

Well, saya rasa saya harus berterima kasih pada takdir yang memutuskan saya bisa menikmati dan hidup selama empat tahun di kota kecil bernama Jatinangor itu..
0 Responses

Posting Komentar