Jipie Gallendra - Rizki Irawati Wael
Jakarta hujan pagi ini, and being honest despite all the mess and the traffic caused by the rain I prefer rainy day to sunny day...
especially rainy morning and rainy afternoon:)

I love the smell of wet soil caused by the rain, the voice of the raindrops that fall through the roof and hit the windows, and the weather of course! It's cold,and freezing,and I love it! I could just imagine myself lying down at the meadow, starring at the sky and feel the raindrops touch my face.. I love it! I love it! I HEART it! I really wish I could go somewhere to the north of the earth.. hhmmmm, that would be absolutely lovely!!


oke,back to routinity..
as usual I took a train to go to my office this morning,and while waiting the train to arrive at Depok Baru I texted my dearest Mr.Gallendra about how I felt this morning! hujan,sendu,dan sedikit romantisme tentang bagaimana dia mewarnai hidup saya selama hampir 2 tahun belakangan ini.. Ya,entah kenapa hujan memang selalu membawa harmoni yang romantis --dan saya sekali lagi menyukai itu..
apalagi jika setelah hujan pelangi mendadak hadir menghiasi langiit..

kembali bicara mengenai romantisme, satu hal yang ingin saya tegaskan.. romantis bukanlah sifat bawaan ataupun bakat..romantis adalah sebuah usaha yang kita lakukan untuk membuat sebuah hubungan berhasil.. dan karenanya,menjadi romantis pun perlu keinginan dan usaha yang tidak mudah.. Dia bukanlah suatu sifat seperti malas atau rajin.. Romantisme lebih seperti kepintaran yang bisa dilatih,asalkan seseorang mau berusaha menjadi romantis untuk pasangannya dan membuat hubungan mereka berhasil..

Banyak yang bilang, saya adalah pacar yang romantis. Tapi sejujurnya,apa yang selama ini saya lakukan dalam hubungan saya bukanlah untuk membentuk citra saya sebagai orang yang romantis,tetapi lebih kepada bagaimana mempertahankan hubungan yang telah saya bina agar berhasil dan membuat letupan2 kecil itu tetap menyala.. Jika saja tidak ada sedikit romantisme dalam sebuah hubungan, hubungan itu kemungkinan besar akan menjadi hambar dan tidak indah lagi..

Romantisme cenderung terjadi ketika seseorang memiliki perasaan cinta yang luar biasa terhadap pasangannya. Tapi terkadang seiring berjalannya waktu, kita lupa untuk sedikit menyisipkan romantisme dalam hubungan kita karena beranggapan bahwa hubungan kita sudah sampai ditahap akhir, katakanlah pernikahan.. Padahal, sebuah hubungan itu ibarat pohon, perlu air dan pupuk untuk terus tumbuh.. Ketika cinta dan komitmen adalah air, maka pupuknya adalah romantisme...

Sama seperti memberi pupuk terhadap tanaman, romantisme pun tidak mutlak dibutuhkan tiap hari.. Pohon dengan pupuk yang terlalu banyak saja akan menjadi jenuh, apalagi sebuah hubungan.. Cukup berikan dia sebagai penyubur saja, penghadir letupan kecil yang akan membuat hubungan terus bertahan dan berhasil..

Meskipun demikian, jangan jadikan romantisme sebagai satu2nya jalan keluar untuk membuat sebuah hubungan berhasil.. Bagaimanapun juga sebuah hubungan yang berhasil adalah hubungan dengan perpaduan yang apik dan ciamik antara perasaan dan logika..
Cinta,romantisme,rasa nyaman, takut kehilangan, dan pengorbanan adalah apa yang kita sebut dengan perasaan--alam bawah sadar kita--yang tanpa kita sadari seringkali memberi kita kekuatan untuk melakukan sesuatu dibawah kemampuan kita..

Tapi,tanpa logika sama sekali sebuah hubungan tidak akan berhasil jika tidak diiringi dengan logika yang tepat... Ibarat mau mengendarai sebuah delman, kuda dan kereta adalah hal yang mutlak dibutuhkan agar benda tersebut bisa bernama sebuah delman (seperti cinta dan rasa nyaman dalam sebuah hubungan), tetapi tanpa kusir --si logika-- maka delman itu tidak akan mempunyai arti lebih untuk mengantar si penumpang..

Maka disinilah logika dibutuhkan, logikalah yang membuat kita berpikir mau dijadikan apa sebuah hubungan.. Apakah hanya sekedar senang-senang, atau mau dibawa ke arah yang lebih serius.. Ketika cinta dan rasa nyaman mengikat kita dalam suatu hubungan, adalah logika yang memutuskan mau dibawa kemana arah hubungan tersebut *armada deeeh*
dialah penentu keputusan-keputusan yang kita ambil dalam sebuah hubungan.. apakah memaafkan, melupakan, meninggalkan, atau bersama selamanya.. Dialah jembatan antara perasaan dan ego kita, yang menjadi penengah antara keinginan-keinginan kita terhadap pasangan dan keinginan-keinginan pasangan terhadap kita.. Dialah penentu hal-hal yang bisa kita tolerir dari pasangan, dan hal-hal yang tidak bisa kita terima dengan pasangan.. Dialah penetralisir perasaan kita yang berlebihan, dan peredam ego kita yang terlalu besar...

Dan ketika cinta,romantisme,rasa nyaman,pengorbanan,rasa sakit,dikecewakan,rasa bahagia,dan semua hal-hal abstrak itu hadir dalam sebuah hubungan.. Maka logika, berdiri diantara semuanya dan mengatakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang perlu dipertahankan, dan mana yang harus ditinggalkan. Dan diatas itu semua, logika pulalah yang menghadirkan sebuah sikap sejati dalam sebuah hubungan :

...KOMITMEN...
0 Responses

Posting Komentar